Senin, 02 April 2012

Ayo Bantu Teman Kita


PROGRAM
PENJANGKAUAN DAN PENDAMPINGAN
PENYALAHGUNA NARKOBA
SATGAS PENJANGKAUAN DAN PENDAMPINGAN LAKHAR BNN



Anda mempunyai saudara atau kerabat yang mengalami ketergantungan Narkoba, jangan kucilkan mereka !!! MARI KITA PULIHKAN MEREKA Melalui Program Rehabilitasi 100.000 Penyalahguna Narkoba, GRATIS !!!! Tidak Di Tuntut PIDANA !!!!

BAGI MASYARAKAT YANG BELUM MENGETAHUI INFORMASI TENTANG PROGRAM REHABILITASI 100.000 PENYALAHGUNA NARKOBA DAPAT MENGHUBUNGI : 0812 9829 8297 ATAU (021) 80871566, 80871567 Ext. 189, 165, atau 156

# AyoPULIH !!! GRATIS&Tidak Dipidana
# GerakanStopCuek
# GerakanAyoPulih


 LATAR BELAKANG

Data BNN tentang kasus tindak pidana narkoba di Indonesia penyalahgunaan narkoba meningkat pada 5 tahun terakhir yaitu sebanyak 3.617 pada tahun 2001 menjadi 17.355 pada tahun 2006 atau meningkat rata-rata 34,4% per tahun atau terdapat 20 kasus perharinya.
Jumlah angka kematian pecandu pada kisaran 15 ribu orang meninggal per tahun atau 41 orang meninggal per hari atau hampir 2 orang meninggal setiap jamnya. Korban lebih banyak meninggal di luar fasilitas terapi dan rehabilitasi atau mereka meninggal sia-sia ditempat umum, jalanan, jembatan, rumah kost, dll
KENAPA ???
Belum tersedianya secara merata fasilitas terapi dan rehabilitasi di wilayah Indonesia sehingga akses pelayanan belum dilaksanakan secara optimal.
Stigma yang berkembang di masyarakat bahwa korban takut berobat di fasilitas karena takut ditangkap oleh aparat hukum. Berdasarkan UU Narkotika No 22 tahun 1997 pasal 46 dinyatakan bahwa korban atau keluarga korban yang melapor untuk mengikuti program terapi / rehabilitasi akan dilayani dan dilindungi dari permasalahan hukum.
Upaya penjangkauan dan pendampingan penyalahguna narkoba belum terorganisir secara terpadu terutama upaya meningkatkan aksesbilitas korban ke fasilitas terapi / rehabilitasi yang melibatkan peran IKAI ( Ikatan Konselor Adiksi Indonesia ) dan konselor adiksi sebaya.


PROGRAM
Guna mengatasi permasalahan yang ada, BNN telah melaksanakan beberapa program sebagai wujud dari kesungguhan dan komitmen negara dalam memberikan yang terbaik bagi korban penyalahguna narkoba.
Pada tahun 2007 BNN telah membangun Unit Pelaksana Teknis (UPT) terapi dan rehabilitasi di Lido, Sukabumi yang melaksanakan pelayanan terapi dan rehabilitasi secara komprehensif dan integratif. Dengan pelayanan tanpa dipungut biaya bagi korban penyalahguna narkoba di seluruh Indonesia.
Membuka aksesibilitas korban penyalahguna narkoba diseluruh wilayah Indonesia ke fasilitas terapi dan rehabilitasi khususnya ke UPT - TR Lido. Satgas penjangkauan dan pendampingan LAKHAR BNN memiliki program berupa layanan membantu korban dengan memfasilitasi secara gratis transportasi dan evakuasi ke unit terapi rehabilitasi Lido Sukabumi.
Secara simultan BNN melakukan upaya pencegahan narkoba kepada seluruh lapisan masyarakat serta menginformasikan tentang keberadaan UPT Terapi/Rehab LIDO, sehingga dapat membantu masyarakat yang anggota keluarganya menjadi korban penyalahgunaan narkoba untuk dikirim ke panti rehab atau ke UPT - TR Lido.


SATGAS PENJANGKAUAN
DAN PENDAMPINGAN LAKHAR BNN
SIAP MEMBANTU KORBAN DENGAN
MEMFASILITASI GRATIS TRANSPORTASI DAN EVAKUASI
KE UNIT TERAPI REHABILITASI LIDO SUKABUMI
UPT TR LIDO
Jalan HR. Edi Sukma
Desa Wates Jaya Kec. Cigombong Lido, Sukabumi, Kab Bogor.
Telp : (0251) 822 0926, (822) 0928

KANTOR BNN
Jl. MT. haryono No 11 Cawang Jakarta Timur 13630
Indonesia



Phone : + 62
21
808
71566 ( ex 186 )

+ 62
21
808
71567
Fax :
+ 62
21
808
85 225


BNNP DAN BNNK / KOTA TERDEKAT
Call Center BNN          021-80880011
SMS Center                 : 081-221-675-675




KISAH PERJALANAN SLANK MENINGGALKAN NARKOBA

 


Keringat bermanik-manik di wajahnya. Tubuhnyamenggigil. Wajahnya yang tirus dan kuyu menyemburatkan rasa sakit yang sangat. Napasnya pun tersengal-sengal. Di puncak rasa sakit yang tak terperikan, anakmuda yang sakaw (ketigahan narkoba), teringat pada Allah. ”Ya, Allah, sembuhkan aku dari rasa sakit ini, bebaskan aku dari jerat narkoba,” hatinya mengerung, memanjatkan doa.

Sekonyong-konyong, ia merasa ada kesejukan, mengaliri jiwanya. Kesejukan itu bagaikan air yang merendam rasa sakit pada jasmaninya.
Bimbim, demikian anakmuda yang sakaw itu, tak dapat melupakan pengalaman tersebut. Pengalaman itu, tak sekadar membekas di bilik hatinya, tetapi memicunya untuk mendekatkan diri pada-Nya sekaligus lebih menghayati agama Islam. Sepotong doa, baginya di puncak kritis, menjadi obat yang mengeluarkannya dari jerat narkoba.

Bimbim, siapa tak mengenal nama itu? Nama itu terpahat di benak para slanker, penggemar grup rock Slank. Bimbim bersama personel Slank, seperti jamaknya bagi sebagaian rocker pada kala itu, memang sempat menjadi budak narkoba. Narkoba bagaikan setan. Awalnya, mengiming-iming kebebasan berekspresi dan kekayaan kreativitas, sehingga mereka menggunakan narkoba untuk eksis di blantika musik Indonesia. ”Dulu dengan menggunakan narkoba memang bisa membantu,” kisah Bimbim.

Tak mengherankan, narkoba menjadi gaya hidup, awak Slank. Tak hanya Bimbim, Kaka dan Irfan pun mengonsumsinya.Maka dengan mata celong, kelakukan tak terkontrol, mereka lebih mirip monster di panggung. Ironisnya, penggemarnya mengelu-elukannya. ”Yang ganjil malahan orang luar yang melihat kita. Kita sih ngerasa benar juga,” kenang Bimbim.
Namun, narkoba itu laiknya setan. Setelah terjerumus kepada narkoba, Bimbim maupun Kaka belakangan merasa daya ”sihir” narkoba, berkurang. Sebaliknya, mereka merasa fisik dan jiwa kian layu, bahkan, mengutip istilah mereka, ”hampir mati.” Merasakan dampak buruknya, awak Slank pun sepakat untuk keluar dari jebakan narkoba. Semula, mereka mencoba mengurangi dosis, dengan harapan kelak dapat berhenti.

Kenyataannya? Hingga lima tahun, mereka tak kunjung berhenti. ”Jadi kalau mau berhenti harus mendadak. Hari ini mau berhenti, ya hari itu juga nggak lagi mau bersentuhan dengan narkoba,” jelas penabuh drum itu. Kaka, sang vokalis, berpendapat demikian. Ia melukiskan, obat dan dokter hanya pembantu, yang utama ialah niat untuk berhenti. Irfan, pemain bass, menambahkan dari semua itu kemauan memohon petunjuk Allah. ”Tanpa berdoa nggak mungkin kita bebas dari narkoba.” Mereka yang tak percaya Allah mustahil keluar dari jerat narkoba.

Tanpa bantuan Allah dan dukungan keluarga, para awak Slank itu meyakini, mustahil dapat sembuh. ”Kita nggak lupa berdoa. Ya berdoa untuk karier kita dan supaya lepas dari narkoba. Alhamdulillah akhirnya dijawab oleh Allah dan kita diberi kesempatan sekali lagi,” kisah Bimbim.

Di sisi lain, menurut Kaka, peran keluarga terutama Bunda (orangtua Bimbim) menyebabkan mereka sembuh. Bunda begitu sabar dan telaten merawat mereka. Menghadapi awak-awak Slank, Bunda memperlakukan mereka, tak ubahnya bayi. Berkat doa mereka sendiri maupun Bunda sekaligus ketawakkalan orangtua tersebut, mereka sembuh dari narkoba, pada 2000.
Kelimanya — Bimbim, Kaka, Ridho, Abdi dan Ifan — kini merasa lebih sehat jasmani maupun rohani dibandingkan dulu. Berhasil keluar dari kungkungan ”setan” tersebut, merupakan pengalaman rohani yang terbesar, bagi awak Slank. ”Kalau dipikir-pikir mustahil kami dapat keluar, tanpa pertolongan Allah.”

Berkat pertolongan-Nya – yang jika Cuma menggunakan logika manusia mustahil mereka mendapatkan hidayah-Nya akibat keburukan perilaku – mereka menyadari betapa Allah maha pengasih. Mereka pun semakin berupaya mendekatkan diri kepada agama. Salah satu bentuknya berdoa sebelum konser. ”Ya bayangin aja, kita sering konser di banyak kota hanya dalam waktu tiga bulan. Kasarnya kalau bukan karena pertolongan Allah, kita pasti nggak akan kuat. Alhamdulillah konser berjalan lancar, ” ujar Bimbim.
Mengaku telah memulai ritual doa sebelum manggung sejak awal, Kaka mengisahkan, dengan semua awak Slank muslim, justru membuat kompak. ”Doanya bismillah dan baca fatihah,” kisah Kaka. Slank pun lebih dewasa, bahkan, kini berupaya menanamkan kesadaran bagi penggemarnya di sela-sela pertunjukan.

Pengalaman berkesan lainnya bagi para rocker ini saat turut memeriahkan Konser Hijriyah yang diselenggarakan Republika pada dua tahun silam. ”Tanpa pikir panjang kami iyakan, ini berkah tersendiri,” kenang Bimbim. Merupakan pengalaman musikal relijius pertama Slank, pada perhelatan keislaman itu, grup rock ini berkolaborasi dengan Hadad Alwi.
Apa yang dipetik dari pengalaman musikal relijius itu? mengandaikan konser itu merupakan bentuk lain ibadah Slank, Kaka mengakui ada nuansa berbeda karena sebelumnya tidak pernah menyanyikan lagu religius. Penjiwaan terhadap lagu inilah yang agak sulit dilakukan dalam tempo singkat. Bila untuk tembang pop rock biasanya hanya butuh waktu satu hari, tetapi menjiwai lagu religius baru bisa dua hari. Itupun setelah banyak bertanya kepada Hadad Alwi dan sejumlah orang yang memahami bahasa Arab.

Keseharian mereka pun kini kian islami terutama karena semua personelnya pemeluk Islam. Ini menciptakan suasana kondusif bagi Slank. Masing-masing menjadi bisa saling memberitahu dan memberi arah. Kadang salah satu dari kelimanya mengingatkan untuk shalat. Kendati kegiatan rutin keagamaan belum dilaksanakan, namun ada momen-momen tertentu yang mereka gunakan untuk berkumpul bersama. Semisal berbuka puasa, sahur dan takbiran bersama.

Bimbim pun kini lebih bening membandingkan masyarakat maju di negara sekuler. Di sana, menurutnya, sebagian penduduknya memang tak percaya Tuhan. Di Indonesia? Kendati hidup modern, masyarakatnya masih mengingat Allah. Bimbim pun berharap, mereka dapat mewujudkan impian di masa datang, yaitu menyelipnya nuansa reliji pada album-album barunya. Namun, Bimbim menegaskan, Islam tak harus identik dengan Arab, begitupun dengan musiknya. ”Bagi Slank, musik Islam dapat dibungkus dengan corak apapun, pop modern misalnya,” ujarnya.

Jumat, 03 Februari 2012

Mulailah dari sekarang…dan Mulailah dari dari diri anda……….. Stay Away from Drugs Abuse!!!

Mengapa Harus bangga menjadi seorang aktivis anti Narkoba?
Mengapa Harus berkata pada semua orang bahwa kita adalah seorang aktivis anti Narkoba?
Mengapa Harus bersikap seakan kita mampu memberantas ini semua seorang diri dalam waktu singkat?

Tahukah…apa yang menanti? Bahaya? Nyawa? Kenyamanan? Karena Dewasa ini
Sindikat Narkoba bergerak lebih sistemik, Bergerak lebih cepat,  bergerak lebih Kejam,  bergerak dengan segenap sumber daya yang mereka miliki agar tujuan mereka tercapai tak peduli harus membenarkan segala cara.

Mengapa hanya diam? Mengapa hanya jadi pendengar? Mengapa hanya prihatin? Mengapa hanya karena rasa takut kita enggan membuka mata dan telinga hanya untuk sekedar memberi kesadaran tentang bahayanya menyalahgunakan Narkoba.?
Diam karena kita tak perlu peduli selama itu tidak terjadi pada diri kita, keluarga kita?
Tahukah…Apa yang menanti? Anak kita, saudara kita, Rekan kita..Masyarakat kita Bangsa kita,  bahkan generasi kita terancam hancur karena dampak yang ditimbulkan dari menyalahgunakan Narkoba.

Jadi intinya adalah,  cukuplah  kita menjadi diri kita masing masing apa adanya yang peduli dengan Semua ini.
Bantulah yang seharusnya di bantu, bersikap cerdaslah manakala ingin bertindak.
Bukanlah kebanggan yang menjadi tujuan akhir..melainkan kesadaran, untuk menyelamatkan satu generasi dan kemudian generasi berikutnya, kesadaran  bahwa semua tengah terjadi, dan ada disekitar kita!

Jika tidak kita hambat…maka hal ini akan tumbuh tak terbendung,
Rapatkan barisan sehingga ruang gerak Mereka menjadi sangat-sangat terbatas!

….Mulailah dari sekarang…dan Mulailah dari dari diri anda………..

Stay Away from Drugs Abuse!!!